Friday, August 26, 2011

Pada siapa lagi Tuhan selain Engkau?

MBK: Pada siapa lagi Tuhan selain Engkau? Pernahkah Anda merasakan tidak ada lagi harapan, semua yang Anda andalkan selama ini sepertinya tidak dapat menolong, lalu Anda merasa putus asa dan kesepian? Ada satu jalan terakhir yang dapat Anda coba. Simak MBK malam ini 22.00-23.00 hanya di 88.4 FM
@
Dalam doa puasa beberapa hari yang lalu, saya mendengar di bagian akhir, gembala saya berdoa begini: “Pada siapa lagi Tuhan selain Engkau?”…

Saya jadi teringat doa yang sama saya katakan pada Tuhan, bahwa saya tidak ada lagi yang bisa saya andalkan. Saya merasa sendiri dan ditinggalkan. Pada waktu itu saya mempunyai masalah yang rumit sekali. Segala usaha yang telah saya lakukan sepertinya tidak ada hasil. Bukannya bertambah baik dan sesuai dengan keinginan. Tapi yang terjadi malah hasilnya nol.

Pengetahuan dan hal yang selama ini yang saya punya sudah saya kerahkan seperti tidak ada artinya. Orang-orang yang dapat saya percaya namun sepertinya tidak bisa membantu. Merasa ditinggalkan dan kesepian.

Apa keadaan Anda saat ini? Mari kita belajar suatu yang dahsyat, saya kadang tersenyum menyebutnya, jurus pembalik keadaan. Ya, inilah yang paling sering saya alami. Pada banyak kejadian, ketika saya naikkan doa ini, segala sesuatunya yang tampaknya tidak memihak saya, menjadi kebalikkan.
Mari kita belajar jurus itu bersama.

@@
Masalah yang saya alami saat itu ialah masalah kantor. Kejadiannya komplek sekali. Saya dihadapkan pada banyak pilihan, dan sepertinya tidak ada satupun pilihan yang baik. Bagai pepatah memilih buah simalakama. Apapun pilihan yang akan saya lakukan semua tidak baik. Bahkan mau tidak memilih pun adalah sama buruknya.

Ditambah lagi, ada teman yang selama ini saya percaya sepertinya malah tidak berpihak, bahkan seakan saya ditinggalkan.

Bahkan banyak kejadian malah membuat saya kecut menghadapi hidup. Saya teringat Firman yang mengatakan bahwa kamu bukan menjadi ekor tapi kepala. Yang saya dapat waktu itu malah seperti bukan menjadi ekor lagi, tapi seperti menjadi keset yang malah seperti diinjak orang.

Merasa malu dan dipermalukan sekali. Bahkan bantuan yang saya harapkan sepertinya tidak kunjung datang. Penghiburan dan nasehat dari teman karib bahkan sepertinya tidak ada yang datang. Bukan datang malah sepertinya menjauh.

Saya sempat complain pada Tuhan, mengapa bisa terjadi Tuhan? Apa dosa saya Tuhan? Namun Tuhanpun sepertinya diam. Maaf sayapun sendiri benci mengeluarkan air mata, namun pada keadaan itu, tanpa bisa saya hentikan, airmatapun mengalir.

Setalah sepertinya airmata saya habis. Tidak ada yang perlu ditangisi lagi. Saya berteriak pada Tuhan.
“Pada siapa lagi Tuhan selain Engkau?”

Ya, itu saja kata-kata pengharapan saya. Saya hanya bersandar pada Dia saja sekarang. Kata ini bukan sekali dua kali saya katakan, tapi berulang-ulang kali. Sampai saya sendiri capek mengatakan, tapi saya berteriak pada langit gelap dan dalam roh saya merasakan teriakan saya nyaring sampai langit.

Saya sampai tertidur saking lelahnya berteriak kalimat ini. “Pada siapa lagi Tuhan selain Engkau?”
Namun ada satu hal yang diluar nalar saya. Saya merasakan ada damai yang mengalir dalam hati saya. Saya heran sendiri, gejala apa ini. Saya merasa bahwa saya akan datang pertolongan padahal waktu itu masih belum ada solusi dan penyelesaian. Saya bertanya pada diri sendiri ada apa ini? Apa yang terjadi ini?

Saya baru pertama kali mengalami fenomena seperti itu. Merasakan damai setelah sebelumnya “berteriak” pada Tuhan. Saya akhirnya tertidur, dan tidak berapa lama persoalan saya selesai dengan baik.

Apa kekalutan dan permasalahan Anda selama ini? Gunakan jurus ini, bergantung sepenuhnya pada Tuhan. Berteriaklah dengan sepenuh hati dan roh Anda, bahwa Anda hanya mengharapakan pertolongan Dia saja. Dan yang saya alami berkali-kali dan sudah merasakan pertolongan Tuhan yang ajaib. Tuhan tidak punya anak emas, hal ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk Anda.

@@@
Daudpun mengalami hal ini. Ternyata Daud juga mengalami hal ini.

Mazmur 42:4 Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?"
42:5 Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.
42:6 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!

Ya, Daud yang perkasa mengalahkan Goliat, yang menjadi tangan kanan raja Saul. Yang berhasil membawa kemenangan yang gilang gemilang dalam sejarah peperangan Israel, mengalami hal ini.

Kekalutan jiwa ini ternyata dapat terjadi pada siapa saja. Pada orang yang dekat Tuhan sekalipun tidak luput.
Daud mengalami hal ini tidak satu dua kali. Ketika dia dikejar2 Saul, ketika dia berpura-pura gila, ketika dia mau dibunuh oleh anaknya sendiri dan banyak kejadian lainnya.

Keberhasilan dan prestasi kita ternyata bukan jaminan kita tidak mengalami masalah ini. Berkali-kali bahkan berkata: Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku?
Namun sekali lagi Daud berkata: Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!

Daud tidak mengandalkan kekuatannya, pada pasukannya, pada kekayaannya, pada sahabat-sahabatnya, pada penasehatnya, pada relasinya, pada kepintarannya, tapi dia mengandalkan hanya pada satu hal: Tuhan Allah.

Dan kita selalu mendapatkan bahwa Daud berhasil melewati kekalutan yang sepertinya tidak ada harapan.
Apakah persoalan Anda saat ini? Jika keruh dan hitam pekat, dan sepertinya tanpa penyelesaian dan harapan, belajarlah pada Daud.

@@@@
Musapun mengalami hal ini. Sebelum dia menjadi Orang yang mengalami dan melakukan mujisat yang luar biasa pun mengalami hal ini. Tulah yang terjadi di Mesir, dan berperang menghadapi dukun-dukun Mesir telah ditempuh Musa. Bahkan membawa orang Israel melewati lautan dan melihat tiang awan dan tiang api.

Musa sebelumnya adalah anak angkat firaun yang penuh dengan keagungan.
Ketika dia membela orang Israel ketika berkelahi lalu membunuh orang Mesir.

Dia berjalan caranya sendiri. Ketika orang Mesir dilihatnya mau membunuhnya dia lari, bahkan dia sempat menembara di padang gurun. Ketika Tuhan menemuinya di rumput semak yang terbakar, inilah yang menjadi titik balik kehidupan Musa.

@@@@@
Yesuspun pernah mengalami hal ini. Yesus ketika saat akhir hidupNya sebelum disalib mengalami ketakutan yang sangat. Dia tahu apa yang akan dijalaninya. Bahkan ketika dia berdoa sampai keringatnya adalah darah.
Saat Dia terpaku dikayu salib, Tuhan melihat dia adalah orang yang berdosa yang hina. Dia sampai berteriak,

Matius  27:46: "Eli, Eli, lama sabakhtani?"

Ya, ketahuilah, saat dosa mengintai kita dan mungkin terjatuh dalam dosa, kita akan terjauh dari Tuhan. Tuhan jijik pada dosa kita.
Tapi apa yang dilakukan Tuhan Yesus inilah yang dapat menjadi pelajaran bagi kita? Dia berteriak memanggil Tuhan.
Dosa mungkin sudah membuat kita jauh dari Tuhan, tapi jangan biarkan Tuhan jauh tapi panggil saja Tuhan. Tuhan sudah berjanji
Matius  7:7 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Dan berteriaklah pada Tuhan, dan Dia akan mendengar dan datang pada pada Saudara. Daud, Musa dan bahkan Tuhan Yesus sendiri sudah melakukannya.
Pada siapa lagi Tuhan selain Engkau, dan Tuhan membuat segala sesuatunya baik. Milikilah pengalaman dengan Tuhan dan Andapun akan siap menghadapi segala keadaan.

No comments:

Post a Comment